Free CursorsMyspace LayoutsMyspace Comments
Autumn Falling Leaves -->

Total Tayangan Halaman

Minggu, 23 Oktober 2011

Kumohon, Jangan tinggalkan Aku!!

Aku tiba- tiba terbangun. Seperti dibangunkan oleh sesuatu. Kira-kira pukul setengah 4 pagi.  Aku bukan tipe orang yang terbiasa bangun sepagi buta itu. Tetapi aku bangun pada jam itu dan langsung teringat dengan telepon genggamku yang ada entah dimana. Seingatku sebelum aku tidur ada di sisi kepalaku dan waktu aku bangun sudah ada di kakiku.
Aku berharap mendapatkan sms dari pacarku “Yudha”. Kemarin malam kami bertengkar hebat. Itu sudah biasa. Aku yang berteriak-teriak saat marah itu juga biasa. Tapi saat dia berkata kasar dan menggebrak meja atau apalah itu yang tidak biasa. Aku tahu itu tidak biasa karena dia bukan tipe laki- laki yang suka marah besar. Mungkin dia sudah kehabisan kesabarannya denganku.
Seperti pertengkaran sebelum-sebelumnya, aku selalu mengucapkan kata “pisah”. Meskipun aku sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya aku mengerti dan aku harapkan dibalik kata “pisah”. Aku juga belum tentu dapat menerimanya seandainya Yudha juga mengucapkan kata “pisah” juga alias menyetujui permintaanku itu.
Seperti yang sudah aku katakana, aku sudah terbiasa mengucapkan kata “pisah”. Bukan benar-benar pisah, tetapi hanya untuk menggertak dia saja. Dibalik kata “pisah” itu aku sangat mencintainya melebihi yang orang tahu ataupun dirinya tahu. Tetapi selalu saja yang dia katakana dia tidak ingin berpisah denganku. Tidak akan pernah melepaskanku. Kata- kata dia itulah yang selalu membuatku senang dan luluh akan segala emosi-emosiku. Aku tahu dia mencintaiku sama seperti aku mencintainya. Mencintai apa adanya dirinya. Aku sangat menyukai semua yang ada padanya. Tetapi kadang kala emosi-emosi yang meluap-luap tidak bisa teredamkan dengan kata-kata manis seperti itu. Mungkin aku sedang kalap seperti pada sabtu malam itu.
Kami bertengkar. Sampai akhirnya aku mengucapkan kata pisah kepadanya. Dan besoknya aku memang tidak meneleponnya. Karena aku membutuhkan sesuatu yang dingin di kepalaku untuk berfikir sejernih mungkin yang bisa aku lakukan. Dan hari itu juga aku berusaha tidur lebih awal. Untuk mengistirahatkan otakku dan mere-fresh segala system yang ada di dalamnya. Dengan harapan aku mendapatkan pemikiran- pemikiran yang bijak. Tetapi saat aku terjaga pada pagi harinya pukul setengah 4 pagi buta, aku mendapatkan sms di HP ku. Dari dia Yudha. Sms yang aku kira aku tidak akan pernah mendapatkan kata-kata itu dari dia. Yang aku kira dia tidak akan pernah mengucapkan kata “mengerikan” itu kepadaku. Aku tahu cepat atau lambat ini semua akan terjadi. Tetapi sungguh, aku tidak menginginkannya.
Aku membuka sms dia. Dan aku baca sms itu dengan tangan bergetar hati yang hancur.
“Cwry yen wingi bengi q kyk ngunu..Bkn ne q gk peduli atw sayang. .sbnr e q gk pgn dirimu trz2 jd trkorban akan smw ni..Q reti q salah. .Q reti q kelewatan..Q minta maaf. .Jujur ae q sbnr e ya beban yen kyk ngunu trz. .Tp kudu piye meneh emang hrz trjdi kita pisah. .Sbnr e dek mlm tlpn mu d’dgrke bpk+ibu. .Maaf ya. .Ugk ksengajaan. .Q Cuma minta maaf. .Q harap awal kita kenal baek trz slnjt e ya baek. .”
Aku shock banget. Aku hanya bisa nangis. Selama hampir dua tahun kami berhubungan dia tidak pernah mengucapkan kata “pisah” kepadaku. Dan sekali dia mengucapkan kata itu sungguh membuatku seperti tersayat-sayat. Aku hanya bisa menangis dan bilang “aku gak mau kehilangan kamu pah, aku sayang sama kamu pah. Kita bisa membicarakannya lagi. Mengulangi semuanya dari awal. Aku gak mau kamu ninggalin aku. Tuhan, jangan pisahkan kami” Hanya kata- kata itu yang selalu aku ulangi. Kembali dan kembali. Kumohon jangan tinggalkan aku. Jangan pergi dari hidupku. Mungkin aku terlalu kasar kepadamu tetapi semua masih bisa diperbaiki.
Setengah jam kemudian aku membalas sms. Aku tidak mampu berkata-kata banyak hanya dalam sms.
“Q gk ngrti hrs umg upu? Mengko nug ue tangi,tlung blz cmz q. Q pgen tilpun.”
Hanya kata-kata itu yang sanggup aku tulis. Detik selanjutnya aku selalu menangis dan menangis. Menyadari kalau sekarang dia bukan kekasihku lagi. Itu kenyataam yang sangat pahit. Aku tidak bisa menerimanya. Adzan subuh berkumandang dan aku ingin mengadu kepada Tuhanku.
Aku ambil air wudhu. Aku sholat subuh, bersimpuh dihadapannya. Mengumandangkan ayat – ayat suci Allah. Mengharapkan aku mendapatkan kedamaian  dengan itu. Dan aku memang melakukan yang benar. Aku mendapatkan kedamaian dengan itu. Dan aku mulai timbul sedikit harapan bahwa aku akan memperbaiki ini semua. Mmebicarakan dengannya dan mulai melakukan tawar-menawar. Aku janji aku akan mengubah sifatku, seberapa sulit itu. Aku akan berusaha. Dan aku tidak akan terlalu banyak menuntutnya yang macam- macam.
Aku masih menunggu sms dari dia. Berharap aku akan berbicara dengan dia tentang kami berdua, tentang hubungan kami, tentang cinta kami, dan tentang bagaimana mempertahankan semua ini. Aku berharap dia akan menerimaku kembali. Tetapi apabila dia tidak mau menerimaku kembali, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku tidak tahu apa aku sudah siap dengan ini semua. Aku tidak tahu. Sungguh aku tidak tahu.
Hanya satu yang aku harapkan, “dia kembali padaku” dan aku akan melakukan apapun yang menjadi keinginannya.  Karena aku mencintainya lebih dari orang lain tahu.
(Aku akan melanjutkannya setelah ia membalas smsku dan aku meneleponnya. Kuharap akhirnya indah…dan sesuai harapanku. Aminnn!!!)

Maaf, telat yah. :) Setelah aku menulis di blog ini, malam harinya aku menelepon Yudha. Aku sudah cerita kepada orang- orang yang menurutku tepat untuk aku ceritai dan aku mintai solusi. Tetapi semuanya tidak memberikan solusi kepada ku hanya sebatas spekulasi- spekulasi dan pendapat- pendapat. Jujur, bukan itu yang aku cari. Yang aku cari adalah solusi. Malam itu, aku sudah hampir menyerah dengan segala usaha- usahaku kepadanya. Didalam otakku 'ini adalah kali terakhirku membujuknya untuk kembali kepadaku. Tetapi kalau dia tetap bersikukuh dengan pendiriannya, mau apalagi aku sudah menyerah'. Ok, itu pikiranku. Aku ingin sekali terus bertahan, tapi sepertinya keadaan bertahanku ini akan semakin menyakiti dan membuatku lemah. 
Dan malam itu saat aku menelepon dia, aku berbicara apa adanya. Sangat apa adanya apa yang aku rasakan. Dan tidak ada unsur pembujukan yang berlebihan seperti hari- hari sebelumnya. Tetapi ternyata, dia malah menerimaku lagi. Oke sebelum ini dia sudah menerimaku. Tetapi sikapnya masih sangat dingin kepadaku. Tetapi malam itu, dia sudah menunjukkan perhatiannya lagi kepadaku. Dia menyuruhku makan, karena sudah berhari- hari (hampir seminggu aku tidak makan apapun. Hanya air putih yang aku minum. Sebenarnya aku juga gak mau sampai aku tidak makan apapun, bagaimana dengan lambungku? Lambung yang mempunyai gerakan untuk meremas- remas makanan tetapi dikarenakan tidak ada makanan di dalam lambungku, pasti yang diremas lambungku adalah dinding lambung. Dan apabila terjadi seperti itu bisa xan bayangkan lambungku bocor dan Allahua'lam. Hanya Allah yang tahu. Aku juga sudah menyerahkan hidupku sepenuhnya seandainya terjadi kebocoran dalam lambungku. Paling tidak orang tidak mengecap aku mati konyol karena putus cinta seperti gantung diri ataupun nenggak racun. Tapi aku mati karena terjadi masalah pada lambungku yang notabene nya aku memang sudah punya sakit maag. Orang tidak akan berfikir karena aku putus cinta, walaupun sebenarnya motifnya sama seperti yang gantung diri atau minum racun.
Gila, pikiranku sudah sejauh itu. Aku memang terlalu mencintainya. Dia hampir setara dengan kedua orangtuaku posisinya. Amazing kan? Dia pernah bertanya kepadaku, "apa sih yang buat kamu mencintaiku seperti itu dan tidak mau melepaskanku padahal aku gak ada apa- apanya?". Aku gak tahu, dia bertanya seperti itu sadar atau gak. Seharusnya kalau dia bisa ngomong dia "tidak apa-apanya" seharusnya dia bisa berfikir. 'Ada seorang cewek yang mencintaiku dalam kondisi yang seperti ini, disaat aku belum memiliki apapun yang bisa aku banggakan. Berarti dia mencintaiku apa adanya diriku, bukan karena ada sesuatu dalam diriku'. Seharusnya dia bisa berfikir seperti itu. 
Oke, untuk sikapku yang egois, gampang meledak, selalu menyalahkan dia. Oke, untuk yang itu aku sadar aku salah, aku minta maaf. Aku bisa memperbaiki itu semua. Aku akan semaksimal mungkin memperbaiki sikapkku itu agar dia nyaman saat bersamaku.
Saat aku bilang kalau aku mau pulang ke pati (awalnya sebelum bertengkar aku memang sudah ada rencana mau ke semarang tetapi saat kami bertengkar dia tidak mau menerimaku di semarang, jadi aku putuskan untuk pulang ke pati saja.itung- itung me-refresh pikiran dengan bertemu keluarga dan teman- teman), dia tiba- tiba bilang gak usah pulang ke pati, di semarang saja. Nanti dia jemput di stasiun Tawang. Sumpah, aku seneng banget dia bilang seperti itu. Aku merasa aku telah mendapatkan kembali 'Yudhaku' yang dulu. Walau tidak seutuhnya. Aku benar- benar gak bisa sembunyikan perasaan bahagia ku itu.
Dan seminggu kemudian, tepat di hari kamis tanggal 03 November 2011, pukul 19.20 aku menuju Semarang dengan menggunakan kereta Senja Utama Semarang. Dan pukul 03.23 aku sampai di stasiun Tawang Semarang. Dia menjemputku. Awalnya kami canggung, gak tahu aku atau dia yang sebenarnya canggung. Selama perjalanan dari stasiun Tawang ke Tembalang kami hanya bisa diam saja. Aku mencoba untuk bersikap seperti biasa sebelum kami bertengkar. Saat dia memboncengku, aku berpegangan pada perutnya. Aku coba untuk bersikap biasa- biasa saja seperti dulu.
Hampir pukul 04.00 pagi kami sampai di kontrakan dia di daerah Tembalang Semarang. Setelah kami ganti baju dan bersiap- siap untuk tidur, disitulah dia mulai mau menyentuhku lagi. Sebenarnya aku gak berharap banyak kalau dia mau menyentuhku, memelukku, menciumku seperti dulu sebelum kami bertengkar. Tetapi ternyata, pelan- pelan dia meraih tanganku, menyeretku ke dalam pelukannya dan dia mengecup bibirku. Terima kasih Tuhan, Kau telah benar- benar mengembalikan 'Yudhaku' seperti dulu. Dari situ kami mulai bersikap dan mengobrol biasa. Dan waktu 3 hari pun berlalu dengan cepat.
Sangat menyenangkan bersama dengan Yudha, pacarku,kekasihku,orang yang aku harapkan akan menjadi suamiku kelak. ^_^ amiiiinnnn!!! Sampai rasanya aku tidak ingin berpisah dengannya. Tidak untuk waktu yang lama. Tapi yah, itu harus terjadi. Aku harus kembali ke Jakarta. Melakukan segala rutinitasku dan dia juga melakukan segala rutinitasnya,  Kami kembali ke rule kami masing- masing. Tetapi yang paling terpenting hati kami sudah berjalan bersama lagi, satu irama, sejalan dengan nafas kami. 
Aku akan selalu sabar menunggu sampai kami nanti bisa bersama- sama. Satu atap, satu ranjang dan satu kebahagiaan. Aku benar- benar merasa yakin akan perasaanku kepadanya. Tuhan, aku mohon kelak satukan kami dalam satu ikatan yang tidak terpisahkan sampai hayat dikandung badan.
Aku sangat sangat mencintainya Tuhan. Berjuta- juta harapanku aku sandarkan dibahunya. Aku akan bertahan Tuhan, bertahan untuknya. Aku akan menjadi separuh dari hatinya. Tidak akan aku biarkan hatinya berlubang dan memberi kesempatan orang lain untuk mengisinya. Yudha untukku, milikku, hanya milikku selamanya. 
Aku mohon Tuhan, restui dan ridhoi hubungan kami. Niat baik kami Tuhan.Semoga kami bisa melewati segala macam halangan dan rintangan di setiap jalan kami. Tuhan, satukanlah cinta kami. Amiiiinnnn!!! (^_^)

Love You Papah .... :-* mmmuaachhhh

Kamis, 20 Oktober 2011

FRIEND or ENEMY ??

Mungkin Tuhan ingin menguji kesabaranku. Lagi dan lagi. Selalu saja aku merasa dihianati orang yang aku anggap dan aku kasih title  "TEMAN". Apa aku haarus gak percaya dengan keberadaan "TEMAN"? Apa aku terlalu fanatik untuk berfikir seperti itu?

Waktu pulang kemarin, aku di sms sama temen kost. Sms itu berbunyi seperti ini :
"Nik, sorry kamar copa udh aku cup dr semalem, aku udh bilang copa, tp semlm blum ngm sm mba erni, maaf yah..kamar copa buat aku;) "

Sms yang ditulis dengan seramah mungkin. Tapi emang kata- kata juga mencerminkan orangnya. Orang yang egois. Dapat dilihat dari kata dia " kamar copa buat aku " . Bisa ditebak kan??

Oke, masalah cup menge -cup kamar ini karena ada temenku yang akan pindah kostan. Aku mau pindah ke kamar itu. Paginya aku udah bilang ke mba erni yang jaga tempatku kost. Mba erni bilang iya. Eyh ternyata sorenya aku dapat sms seperti itu dengan kata- kata yang aku percaya dia berusaha membuat kalimat yang halus tetapi tidak berhasil. Alhasil aku merasa yah kecewa, sebel, pengen marah. Aku pengen marahnya karena kenapa dia begitu egois, Seenaknya saja.

Tapi ya sudahlah gak apa- apa. Sabar ajah daripada ribut. Aku gak mau ribut-ribut lagi. Ngalah lebih baik daripa bikin ulah (ribut.red).

Beberapa bulan yang lalu juga sama. Waktu aku masih sekamar berdua dengan temen kuliah. Lemariku di kostan udah rusak. Lacinya udah gak bisa dugunain lagi. Nah, ada temen kost yang pindah dan aku bermaksud pengen tuker lemariku dengan lemari tersebut.

Sepulang kuliah, aku ngomong sama dia kalau aku mau pakai lemari itu. Temenku itu sebut saja si "Y", dia gak ngomong apa- apa cuma senyum doang dikit diujung bibir. Aku kira ya dia oke- oke aja lah. Gak minat sama tu lemari.

Besoknya dia sms aku, dia bilang :
" dhanik, lemarinta mba ning aku pakek "
Kontan aku langsung naik darah dong. Sebel banget sama nih anak. Semalem waktu ngomong sama dia mau ambil lemari dia diem ajah gak ngomong apa- apa. Giliran besoknya gue gak ada di kostan dia main ambil ajah tuh lemari. Padahal gue udah ngomong. Kalau gue belum ngomong yah sah-sah aje. Pan dia belum tahu. Tapi masalahnya "gue udah ngomong, dia udah tahu, lha kenapa tega sama temen satu kamar?"

Ngerasa terhianati gak sih sama temen sendiri, malahan gue udah nganggep dia "SAHABAT/SAUDARA" gue. Dari situ gue ilfeel sama dia. Tapi gue gak mau ribut, secara dia temen sekamar gue. Lama- lama gue gak betah juga kalau kayak gini. Gue mau pindah kamar lain. Tapi gue pikir-pikir, yang ngajak dia kost di situ gue. Kalau gue pindah ntar disangka gue yang jahat. Nah sekarang dia pindah kamar. Setelah dia pindah kamar dia gak pernah ngomongin gue lagi. Hah, bener- bener gak tahu diuntung gak sih? Emang siapa yang nampung dia? ngasih tempat dan yah sedikit rangsum makan buat dia waktu dia baru pertama kali pindah? GUE, helllooo GUE. GUE orang yang sekarang lu anggep udah gak berguna buat lu.

Sumpah, gue nyesel punya temen kayak gitu. Saat susah gue mau berbagi sama lu. Tapi saat lu udah bisa berdiri di atas kaki lu sendiri, lu lupain gue. Padahal kita masih dalam satu kost, satu atap cuyyy.

Amit- amit dah. Gue udah pernah disakiti temen 2kali. Gue gak mau ngerasain itu lagi untuk yang ketiga kalinya. Gue emang harus antipati dengan yang namanya "TEMEN". Gue udah gak mau jadi korban "TEMEN" lagi. Sosialisasi cuma sekedar sosialisasi dengan orang. Tapi gak lebih. Gak ada yang sampai ke level "TEMEN" ataupun " SAHABAT " . Gue udah gak percaya lagi. Terserah lu semua mau anggep gue fanatik, gak apa-apa. It's Me. Yang mau bergaul sama gue silakan, tapi gak lebih dari itu. untuk jadi temen "NO", sahabat apalagi.

"DEKAT TAK BERTAUT JAUH TAK BERPISAH" kata- kata itu yang akan selalu gue pegang. Dengan orang kalau lagi dekat gak sampai yang deket banget, kalau jauh sama orang masih tetap komunikasi. Intinya dari kata-kata itu "NO ENEMY"

Oleh :


Rabu, 12 Oktober 2011

Fairies - Peri

Omong- omong soal peri aku sangat suka. Imut dan indah. Peri itu antara ada dan tidak ada. Penuh dengan misteri. Menurutku peri itu mungkin ada di suatu tempat di dunia ini tetapi karena segala peraturan dan sihir yang dimiliki di dunia peri menyebabkan keberadaannya tetap menjadi rahasia. Tetapi mungkin juga bahwa peri itu sebenarnya tidak ada, seperti yang kita tahu hanya cerita fiksi, dongeng atau legenda. Tapi aku tahu, hatiku tidak mau menyangkal bahwa aku percaya dengan peri. Ingin aku percaya.

Di dunia ini penuh dengan berbagai keberagaman makhluk hidup yang diciptakan Tuhan. Aku percaya hal yang gaib, magic dan ajaib. Itu semua pasti ada. Hanya saja aku tidak ingin sekalipun mengusik itu semua. Biarlah hanya menjadi kepercayaanku saja. Aku sudah cukup puas dengan percaya bahwa hal- hal yang magic itu ada. Hal- hal yang tidak kasat mata. Hal- hal yang tidak dapat diterima oleh pancaindera kita manusia.

Nah, aku cuma pengen share ajah dengan gambar- gambar peri. Peri yang imut, lucu dan cantik. hhhmmm... :)

Kalau gambar seperti di samping, aku percaya gak ada peri yang seperti itu. Terlalu glamour tidak seperti dalam otakku. Tapi bagus, kreativitas dan imajinasi manusia.









Tapi aku percaya bahwasanya peri itu indah dan cantik. Bahwa mereka senantiasa menyukai dan mengagungkan keindahan.









Selasa, 11 Oktober 2011

Pagi ini, 12 Oktober 2011

Seperti biasa, kalau mau ke kantor naek mikrolet 01 arah Kampung Melayu. Seperti biasa, aku suka duduk di depan dengan sopir. Dan yang tidak biasa pagi ini, saat jidatku terbentur kaca depan mobil. Itu terjadi karena saat di traffic light ada pengendara motor yang nekat menerobos lampu merah. Sangat tidak taat peraturan. Dan mikrolet yang saya naiki hampir menabraknya kalau sopir mikroletnya tidak segera menginjak rem mobil dengan sangat tajam dan panik yang mengakibatkan jidatkuk terbentur kaca mobil.

Oke, spontanitas aku meraba jidatku yang sedikit nyeri. Takut berdarah, benjol ataupun gegar otak (arrggghhh lebayyyy). Yah aku tidak apa- apa. Dan pengendara sepeda motor itupun bablas seketika. Penumpang mikrolet yang lain ada yang terpelanting keluar ke jalanan. Yah, kasihan tapi juga geli. Bagaimana bisa dia sampai terpelanting seperti itu, secara dia di dalam mikrolet. Atau dia duduk di pinggir pintu? I don't know. Saat dia turun, dia bilang ke sopir mikrolet kalau kepalanya cukup pusing. Aku tidak tahan untuk tidak tertawa. Hhhhaa.. Serem tapi geli.


Me