Tiba - tiba terpikir untuk memakai jilbab. Untuk menutup aurat yang selama ini terbuka. Bukan karena sesuatu hal atau karena mode yang sekarang cukup menjanjikan untuk busana muslim. Tetapi karena Allah.
Tapi aku masih ragu. Aku tidak mau bongkar pasang jilbab. Aku mau berjilbab selamanya seandainya aku memutuskan untuk berjilbab. Bukan karena gaya- gayaan atau mode. Tetapi karena hatiku telah merujuk ke Tuhan. Bukan hanya kepalaku yang ku jilbabi, hatiku pun harus berjilbab. Itu yang masih membuatku ragu. Aku sadar, aku bukan hamba Allah yang baik. Yang sholat masih jarang atau tidak melakukannya sama sekali. Masih iri dengki dengan orang lain. Masih suka berprasangka buruk. Belum melaksanakan perintah Allah yang fardhu apalagi yang sunah. Ya Allah. Apa yang aku harapkan? Menunggu Engkau memberikan hidayah kepadaku? Apa hidayah harus ditunggu bukannya di cari? Ya Allah, ingin sekali aku sujud dihadapanmu tidak hanya 5 waktu. Tetapi waktu- waktu yang Kau sunahkan juga. Ingin rasanya aku menutup aurat ini, tetapi selalu saja aku menyukai pakaian- pakaian yang tidak selayaknya. Tuhan, rasanya aku ingin beribadah melakuakn yang Engkau perintahkan dan menjauhi segala yang Kau larang tapi aku selalu melakukannya.
Hatiku memang tidak mati Tuhan, tapi nyaris saja mati. Hatiku sekarang sedang collapse, sakit stadium akhir dan aku belum bergerak juga untuk menyembuhkannya. Tidak ada usaha- usaha untuk menyembuhkan hatiku. Aku mematikan hati ku sendiri secara tidak langsung. Aku membunuh hatiku. Hati yang seharusnya aku jaga kesehatannya dengan pujian-pujian kepadaMu,dengan ibadah- ibadah fardhu maupun sunah, dengan membaca kalammu Ya Allah.
Aku hanya bisa mohon ampun ya Allah. Agar Engkau mengampuniku, agar Engkau selalu bermurah hati kepadaku untuk memberikan hidayah- hidayahMu. Aku memang kurang bersyukur dengan apa yang aku punya. Aku selalu ingin lebih dan lebih. Ya Allah, padahal masih banyak saudara-saudaraku disana yang lebih kurang mampu daripada aku. Kenapa aku tidak pernah melihat mereka ya Allah, agar aku bisa bersyukur atas segala yang Engkau anugerahkan kepadaku. Keluargaku, orang- orang yang aku cintai dan selalu senantiasa menyayangiku. Selalu menyediakan tempat berteduh untukku dikala aku ingin pulang penuh dengan kasih sayang meskipun didalam keterbatasan. Tempat berteduh untuk raga ku maupun jiwa ku.Selalu menyediakan makanan untukku, untuk ragaku maupun jiwaku.
Aku mempunyai keluarga meskipun tidak lengkap, tapi aku punya tempat dimana aku bisa kembali disaat aku lelah. Tempat dimana aku bisa mencurahkan kasih sayang kepada keluargaku. Aku tidak menginginkan yang lainnya Tuhan. Aku hanya ingini keluargaku bahagia dibawah naunganmu. Aku seharusnya bisa bersyukur dengan apa yang Kau berikan kepadaku. Itu merupakan anugerah Mu yang paling indah Ya Allah.
Semoga Kau menjadikan aku manusia yang lebih baik.
Tapi aku masih ragu. Aku tidak mau bongkar pasang jilbab. Aku mau berjilbab selamanya seandainya aku memutuskan untuk berjilbab. Bukan karena gaya- gayaan atau mode. Tetapi karena hatiku telah merujuk ke Tuhan. Bukan hanya kepalaku yang ku jilbabi, hatiku pun harus berjilbab. Itu yang masih membuatku ragu. Aku sadar, aku bukan hamba Allah yang baik. Yang sholat masih jarang atau tidak melakukannya sama sekali. Masih iri dengki dengan orang lain. Masih suka berprasangka buruk. Belum melaksanakan perintah Allah yang fardhu apalagi yang sunah. Ya Allah. Apa yang aku harapkan? Menunggu Engkau memberikan hidayah kepadaku? Apa hidayah harus ditunggu bukannya di cari? Ya Allah, ingin sekali aku sujud dihadapanmu tidak hanya 5 waktu. Tetapi waktu- waktu yang Kau sunahkan juga. Ingin rasanya aku menutup aurat ini, tetapi selalu saja aku menyukai pakaian- pakaian yang tidak selayaknya. Tuhan, rasanya aku ingin beribadah melakuakn yang Engkau perintahkan dan menjauhi segala yang Kau larang tapi aku selalu melakukannya.
Hatiku memang tidak mati Tuhan, tapi nyaris saja mati. Hatiku sekarang sedang collapse, sakit stadium akhir dan aku belum bergerak juga untuk menyembuhkannya. Tidak ada usaha- usaha untuk menyembuhkan hatiku. Aku mematikan hati ku sendiri secara tidak langsung. Aku membunuh hatiku. Hati yang seharusnya aku jaga kesehatannya dengan pujian-pujian kepadaMu,dengan ibadah- ibadah fardhu maupun sunah, dengan membaca kalammu Ya Allah.
Aku hanya bisa mohon ampun ya Allah. Agar Engkau mengampuniku, agar Engkau selalu bermurah hati kepadaku untuk memberikan hidayah- hidayahMu. Aku memang kurang bersyukur dengan apa yang aku punya. Aku selalu ingin lebih dan lebih. Ya Allah, padahal masih banyak saudara-saudaraku disana yang lebih kurang mampu daripada aku. Kenapa aku tidak pernah melihat mereka ya Allah, agar aku bisa bersyukur atas segala yang Engkau anugerahkan kepadaku. Keluargaku, orang- orang yang aku cintai dan selalu senantiasa menyayangiku. Selalu menyediakan tempat berteduh untukku dikala aku ingin pulang penuh dengan kasih sayang meskipun didalam keterbatasan. Tempat berteduh untuk raga ku maupun jiwa ku.Selalu menyediakan makanan untukku, untuk ragaku maupun jiwaku.
Aku mempunyai keluarga meskipun tidak lengkap, tapi aku punya tempat dimana aku bisa kembali disaat aku lelah. Tempat dimana aku bisa mencurahkan kasih sayang kepada keluargaku. Aku tidak menginginkan yang lainnya Tuhan. Aku hanya ingini keluargaku bahagia dibawah naunganmu. Aku seharusnya bisa bersyukur dengan apa yang Kau berikan kepadaku. Itu merupakan anugerah Mu yang paling indah Ya Allah.
Semoga Kau menjadikan aku manusia yang lebih baik.
hamba Allah